Bunuh Diri Bukanlah Solusi
Oleh: Marda Afifah
Akhir-akhir
ini di daerah jogja sering terdengar kasus bunuh diri. Seorang promoter music,
Bobny Yoga Cahyadi tewas menabrakan diri ke KA Sri Tanjung, di perlintasan 34 B
Gowok Condongcatur, Depok Sleman. Beberapa jam sebelumnya, di jalan Solo Km 7,
tepatnya di bawah jembatan layang Janti, seorang pria, Ledhang Prasetyo, 30,
warga Demangan, menabrakkan diri ke bus Mira Jurusan Surabaya-Jogja yang
melintas. Ada juga seorang remaja, Futri Rusdayanti, nekat gantung diri di
rumah kontrakan pacarnya di Tridadi, Sleman. Sedangkan di gunungkidul kasus
gantung diri terus terjadi.
Bunuh
diri merupakan perbuatan yang dilakukan untuk menghilangkan nyawa seseorang
dengan cara apapun seperti orang terjun dari gendung lantai atas, meminum
racun, menabrakan diri, dan lain-lain.
Penyebab
mereka bunuh diri itu salah satunya karena mereka mengalami depresi atau putus
asa yang berlebihan, mereka tidak mampu menjalankan hidupnya dan akhirnya mereka
melakukan perbuatan bunuh diri. Hampir 60 % kasus bunuh diri disebabkan karena
depresi.
Penyebab
lainnya karena factor lingkungan baik masyarakat, teman dan keluarga yang tidak
mendungkung. Mereka tidak peka terhadap lingkungan di sekitarnya. Apalagi di
zaman modern kali ini bayak masyarakat menjadi bersifat individualisme, mereka
sudah termakan oleh teknologi seperti HP, Internet dan lain-lain. Coba liat
semua orang baik dari lapisan atas samapai ke la[pisan bawah sudah memiliki Hp
karena Hp sekarang harganya sangat terjangkau hanya dengan uang 100 ribu sudah
memilki Hp sedangkan pada zaman dahulu HP sangatlah mahal dan langka juga,
mereka lebih memilih berkomunikasi melalui hp ketimbvang dengan face to face
contohnya pada saat idul fitri dahulu kita sering berkunjung kerabat, tetangga,
temanb dan lain-lain ke rumah-rumah tetapi sekarang banyak yang memilih
mengucapkan idu fitri kepada sms saja.
Factor
kurangnya pendidikan juga sangat mempengaruhinya karena mereka tidak mengerti
apa yang mereka lakukan, yang mereka tahu hanyalah dengan cara bunuh diri
mereka dapat menghilangkan segala permasalahan yang terjadi. Seseorang yang
berpendidikan ini kita dapat memiliki pengetahuan yang luas, sehingga kita
dapat mempertimnbangkan dalam menghadapi suatu masalah yang dialaami di
kehidupan sehari-hari dan juga dapat menilai mana tindakan yang panats dan
tidak pantas, sesuai dengan norma ataukah tidak.
Factor
agama juga mempemparuhinya, meeka kurang paham tentang agamanya. Agama
merupakan pendomah hidup seseorang, dimana dalam agama tersebut terdapat norma
ataukan nilai dalam kehidupan sehari-hari. Jika individu memilki pemahaman agama
yang kuat maka bunuh diri bukanlah solusi yang tepat. Semua agama baik itu
islam, Kristen, katolik, hindu dan budha melarang perbuatan bunuh diri ini
Factor
ekonomi, di zaman modern ini banyak media massa, elektronik dan lingkungan yang
menuntut kita untuk hidup mewah. Mereka melakukan segala cara untuk mencapai
tujuan hidup mewah, apabila tujaunnya tidak tercapai maka mereka depresi dan
akhirnya mereka melakukan tindakan untuk menghilangkan nyawa merea.
Di
negara inddonesia sendiri kasus bunuh diri mengalami kenaikan. Kondisi ekonomi,
tingginya pengangguran, kenaikan harga pokok dan lain-lain merupakan penyebab
maraknya ksus buuh diri di Indonesia. Salah satunya di daerah gunungkidul,
samapai saat ini masih marak terjadi kasus bunuh diri. Istilah di gunungkidul
sendiri adalah pulong gantung. Masyarakat di sana mengangap bunuh diri adalah
takdir mereka, khususnya kepada orang-orang tua yang mengalami sakit yang tidak
berujung sembuh mengkhari hidupnya dengan cara seperti ini.
Sebagai
manusia kita harus memanfaatkan hidup ini dengan sebaik-nbaiknya dan setiap
manusia juga pasti mempunyai masalah dalam kehidupan sehari-hari tetapi kita
harus memechakan masalah tersebut dengan cara yang bijak dan tidak boleh
mengambil solusi dengan cara bunuh diri karena bunuh diri itu dapat merugikan
diri sendiri dan keluarga yang ditinggalkan dengan cara yang tidak baik. Tugas
kita sebagai manusia juga, menjaga lingkungan kita dengan sebaik-baiknya dengan
membimmbing, menasihati. Dan yang paling penting menjadi pendengar yang baik.
Pihak pemerintah sendiri harus memahami kondisi waraganya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar