Sabtu, 15 Juni 2013

Bunuh Diri.



Bunuh Diri Bukanlah Solusi
Oleh: Marda Afifah

Akhir-akhir ini di daerah jogja sering terdengar kasus bunuh diri. Seorang promoter music, Bobny Yoga Cahyadi tewas menabrakan diri ke KA Sri Tanjung, di perlintasan 34 B Gowok Condongcatur, Depok Sleman. Beberapa jam sebelumnya, di jalan Solo Km 7, tepatnya di bawah jembatan layang Janti, seorang pria, Ledhang Prasetyo, 30, warga Demangan, menabrakkan diri ke bus Mira Jurusan Surabaya-Jogja yang melintas. Ada juga seorang remaja, Futri Rusdayanti, nekat gantung diri di rumah kontrakan pacarnya di Tridadi, Sleman. Sedangkan di gunungkidul kasus gantung diri terus terjadi.
Bunuh diri merupakan perbuatan yang dilakukan untuk menghilangkan nyawa seseorang dengan cara apapun seperti orang terjun dari gendung lantai atas, meminum racun, menabrakan diri, dan lain-lain.
Penyebab mereka bunuh diri itu salah satunya karena mereka mengalami depresi atau putus asa yang berlebihan, mereka tidak mampu menjalankan hidupnya dan akhirnya mereka melakukan perbuatan bunuh diri. Hampir 60 % kasus bunuh diri disebabkan karena depresi.
Penyebab lainnya karena factor lingkungan baik masyarakat, teman dan keluarga yang tidak mendungkung. Mereka tidak peka terhadap lingkungan di sekitarnya. Apalagi di zaman modern kali ini bayak masyarakat menjadi bersifat individualisme, mereka sudah termakan oleh teknologi seperti HP, Internet dan lain-lain. Coba liat semua orang baik dari lapisan atas samapai ke la[pisan bawah sudah memiliki Hp karena Hp sekarang harganya sangat terjangkau hanya dengan uang 100 ribu sudah memilki Hp sedangkan pada zaman dahulu HP sangatlah mahal dan langka juga, mereka lebih memilih berkomunikasi melalui hp ketimbvang dengan face to face contohnya pada saat idul fitri dahulu kita sering berkunjung kerabat, tetangga, temanb dan lain-lain ke rumah-rumah  tetapi sekarang banyak yang memilih mengucapkan idu fitri kepada sms saja.    
Factor kurangnya pendidikan juga sangat mempengaruhinya karena mereka tidak mengerti apa yang mereka lakukan, yang mereka tahu hanyalah dengan cara bunuh diri mereka dapat menghilangkan segala permasalahan yang terjadi. Seseorang yang berpendidikan ini kita dapat memiliki pengetahuan yang luas, sehingga kita dapat mempertimnbangkan dalam menghadapi suatu masalah yang dialaami di kehidupan sehari-hari dan juga dapat menilai mana tindakan yang panats dan tidak pantas, sesuai dengan norma ataukah tidak.
Factor agama juga mempemparuhinya, meeka kurang paham tentang agamanya. Agama merupakan pendomah hidup seseorang, dimana dalam agama tersebut terdapat norma ataukan nilai dalam kehidupan sehari-hari. Jika individu memilki pemahaman agama yang kuat maka bunuh diri bukanlah solusi yang tepat. Semua agama baik itu islam, Kristen, katolik, hindu dan budha melarang perbuatan bunuh diri ini
Factor ekonomi, di zaman modern ini banyak media massa, elektronik dan lingkungan yang menuntut kita untuk hidup mewah. Mereka melakukan segala cara untuk mencapai tujuan hidup mewah, apabila tujaunnya tidak tercapai maka mereka depresi dan akhirnya mereka melakukan tindakan untuk menghilangkan nyawa merea.
Di negara inddonesia sendiri kasus bunuh diri mengalami kenaikan. Kondisi ekonomi, tingginya pengangguran, kenaikan harga pokok dan lain-lain merupakan penyebab maraknya ksus buuh diri di Indonesia. Salah satunya di daerah gunungkidul, samapai saat ini masih marak terjadi kasus bunuh diri. Istilah di gunungkidul sendiri adalah pulong gantung. Masyarakat di sana mengangap bunuh diri adalah takdir mereka, khususnya kepada orang-orang tua yang mengalami sakit yang tidak berujung sembuh mengkhari hidupnya dengan cara seperti ini.
Sebagai manusia kita harus memanfaatkan hidup ini dengan sebaik-nbaiknya dan setiap manusia juga pasti mempunyai masalah dalam kehidupan sehari-hari tetapi kita harus memechakan masalah tersebut dengan cara yang bijak dan tidak boleh mengambil solusi dengan cara bunuh diri karena bunuh diri itu dapat merugikan diri sendiri dan keluarga yang ditinggalkan dengan cara yang tidak baik. Tugas kita sebagai manusia juga, menjaga lingkungan kita dengan sebaik-baiknya dengan membimmbing, menasihati. Dan yang paling penting menjadi pendengar yang baik. Pihak pemerintah sendiri harus memahami kondisi waraganya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar