Nenek Ini Akhirnya Lulus SMA di Usia 106 Tahun
Vemale.com - Carilah ilmu hingga liang lahat,
tidak pernah ada kata terlambat untuk belajar, itulah pelajaran yang bisa kita
ambil dari nenek yang satu ini. Usianya sudah 106 tahun, tetapi semangatnya
untuk lulus SMA masih menggebu. Inilah bukti bahwa usia bukan halangan untuk
terus belajar.
Nama nenek ini adalah Reba Williams
dia lulus dengan gelar diplomat dari Mount Vernon High School. Sebenarnya,
nenek Reba sudah lulus di sekolah yang sama pada tahun 1925, tetapi dia menolak
untuk membaca buku yang disarankan oelh gurunya.
Reba Williams mengatakan bahwa dia
sudah pernah membaca buku tersebut, tetapi tidak mau membacanya lagi karena
tidak suka. Nenek Reba berharap agar tindakannya saat masih muda itu tidak
ditiru oleh murid manapun. Hingga usianya terus berjalan dan menua, nenek Reba
akhirnya sadar pentingnya pendidikan.
"Jika seseorang ingin
mendapatkan tempat di dunia, maka dia harus mau belajar," ujar nenek Reba,
dilansir NBC News. Hal itulah yang membuat Reba Williams melanjutkan
kelulusannya yang tertunda 88 tahun lalu. Beruntung, Mount Vernon High School
memberi kesempatan pada nenek yang gigih ini untuk menyelesaikan pendidikannya.
"Selamat, Reba. Anda adalah
murid yang paling top di kelasmu," ujar Steve Short, pengelola Mount
Vernon High School. Akhirnya.. perjuangan Reba Williams tidak sia-sia, dia
lulus dengan nilai yang memuaskan.
Jika nenek 106 tahun bisa
menyelesaikan pendidikan, seharusnya kita yang masih muda lebih bersemangat
lagi. Tidak hanya di bidang pendidikan, tetapi di bidang lain yang dapat
bermanfaat bagi orang lain. Wanita Indonesia bebas menentukan hidupnya, jangan
lupa untuk terus belajar, karena belajar tidak hanya bisa didapatkan melalui
pendidikan formal.
Kakek Penyemir Sepatu Sumbang Rp 2
Miliar Untuk Rumah Sakit
Vemale.com - Jika sampai sekarang Anda enggan
memberi sumbangan dengan alasan 'tidak punya uang' atau 'nanti saja kalau sudah
jadi orang kaya', belajarlah dari kakek tukang semir sepatu ini. Pekerjaannya
tidak menghasilkan uang yang banyak, tetapi dia bisa menyumbangkan uang $
200.000 atau hampir Rp 2 miliar untuk sebuah rumah sakit anak, dilansir Huffingtonpost.
Besarnya
jumlah sumbangan dari seorang tukang semir sepatu rasanya hampir tidak mungkin.
Tetapi apa yang tidak mungkin jika seseorang memiliki niat baik untuk menolong
orang lain? Tuhan akan memudahkan jalannya, meskipun semua itu harus melalui kesabaran
lebih dari 30 tahun.
Nama kakek
penyemir sepatu yang baik hati ini adalah Albert Lexie. Beliau sudah menjadi
tukang semir sepatu sejak tahun 1950-an. Di tahun 1980-an, beliau bekerja
sebagai tukang semir sepatu untuk rumah sakit anak di Pittsburgh. Albert
membuat sepatu banyak dokter dan pembesuk berkilau.
Selama
bekerja, beliau sering mendapat tip sebesar sekitar Rp 10.000 - Rp 20.000).
Pernah ada seorang dokter yang memberi sekitar Rp 500.000 saat Natal. Dokter
lain yang bernama Joseph Carcillo mengatakan bahwa Albert menyumbangkan lebih
dari sepertiga penghasilannya seumur hidup untuk Rumah Sakit Children's
Hospital Free Care Fund. Sumbangan itu digunakan untuk membantu pasien yang
tidak sanggup membayar biaya rumah sakit.
"Ini
adalah cara yang baik untuk menjadi seorang pahlawan," demikian yang
dikatakan Dr Joseph Carcillo.
Sekecil
apapun pekerjaan seseorang, bahkan jika pekerjaan itu diremehkan, selama
hatinya dipenuhi keikhlasan dan sikap dermawan, ia akan berguna bagi banyak
orang.
Lindungi Sang Putri Dari Badai Salju, Ayah Tewas
Membeku
Vemale.com - Kisah nyata ini terjadi beberapa
hari lalu di Jepang. Di Negeri Bunga Sakura tersebut, sedang terjadi perubahan
cuaca ekstrim. Badai salju menerpa Jepang Utara beberapa hari ini. Di balik
peristiwa tersebut, sebuah peristiwa menyayat hati terjadi. Seorang ayah
kehilangan nyawa demi melindungi putrinya dari badai salju. Berita ini dilansir
Huffingtonpost.
Meninggal Dalam Kondisi
Memeluk Sang Putri
Seorang nelayan bernama Mikio Okada
berusia 53 tahun ditemukan tewas membeku karena melindungi putrinya yang
bernama Natsune. Sang ayah melindungi putrinya yang masih berusia 9 tahun dari
badai salju yang sangat dingin. Saat badai salju dingin itu datang, Mikio dalam
perjalanan pulang ke rumah bersama Natsune. Insting melindungi membuat Mikio
melindungi putrinya terlebih dahulu.
Karena mereka berdua tidak kunjung
sampai ke rumah, keluarga mereka meminta bantuan tim penyelamat. Saat
ditemukan, Mikio dinyatakan meninggal dunia dan membeku dalam kondisi sedang
memeluk putrinya. Sementara itu, Natsune dalam kondisi sedang memakai jaket
milik ayahnya. The Japan Times melaporkan bahwa kondisi Natsune
baik-baik saja walaupun harus dirawat di rumah sakit. Saat berita ini diturunkan
Huffingtonpost, kondisi Natsune sudah lebih baik.
Menjadi Yatim Piatu
Dengan meninggalnya sang ayah,
Natsune menjadi yatim piatu. Dua tahun lalu ibunya meninggal, sehingga sosok
ayahnya sangat berarti. Para tetangga mengatakan bahwa Mikio adalah ayah yang
sangat baik dan penyayang. Nelayan itu rela terlambat bekerja demi bisa
menikmati sarapan bersama putrinya.
Yang lebih mengiris hati, Mikio
meninggal tepat di Hari Anak Perempuan. Di Jepang, perayaan ini sangat
ditunggu-tunggu. Setiap rumah yang memiliki anak perempuan akan menyusun
boneka-boneka di dalam rumah. Bahkan, Mikio sudah memesan kue untuk merayakan
Hari Anak Perempuan bersama putrinya.
Semoga kisah mengharukan ini menjadi
gambaran bahwa sebanyak apapun berita negatif tentang orang tua dan anak, masih
banyak orang tua yang bersedia kehilangan nyawa untuk melindungi buah hatinya.
Ingin Kaya dan Sukses? Jadilah Orang Bodoh!
Vemale.com - Beberapa hari yang lalu, tim
Vemale mendapat kiriman tulisan ini melalui broadcast BlackBerry. Setuju atau
tidak, Anda yang memutuskan.
Orang Bodoh vs Orang Pintar
Orang bodoh sulit dapat kerja,
akhirnya berbisnis
Agar bisnis berhasil, ia merekrut
orang pintar
Alhasil, boss orang pintar adalah
orang bodoh
Orang bodoh sering melakukan
kesalahan
Maka dia merekrut orang pintar untuk
memperbaiki yang salah
Alhasil, orang bodoh memerintah
orang pintar untuk keperluannya.
Orang pintar belajar untuk
mendapatkan ijazah dan mencari kerja.
Orang bodoh berpikir secepatnya
mendapatkan uang untuk membayar orang pintar
Orang bodoh berpikir pendek untuk
memutuskan sesuatu yang dipikirkan panjang-panjang oleh orang pintar.
Alhasil orang pintar menjadi staf
orang bodoh
Saat bisnis orang bodoh mengalami
kelesuan, dia PHK orang pintar yang bekerja
Tapi saat bisnis orang bodoh maju,
orang pintar akan menghabiskan waktu untuk bekerja keras dengan hati senang.
Sementara orang bodoh menghabiskan
waktu untuk bersenang-senang dengan keluarganya.
Mata orang bodoh selalu mencari apa
yang bisa dijadikan duit
Mata orang pintar selalu mencari
kolom lowongan pekerjaan
Bill Gates, Dell, Henry Ford, Liem
Swie Liong tidak pernah dapat S1, tapi menjadi kaya.
Ribuan orang pintar bekerja untuk
mereka
dan ribuan jiwa keluarga bergantung
pada mereka.
PERTANYAAN:
- Lebih baik jadi orang pintar atau
orang bodoh?
- Lebih pintar mana, orang pintar
atau orang bodoh?
- Mana yang lebih susah, orang
pintar atau orang bodoh?
KESIMPULAN:
Jangan lama-lama jadi orang pintar
Jadilah orang bodoh yang pintar,
daripada jadi orang pintar yang bodoh
Kata kuncinya adalah 'risiko' dan
'berusaha'.
Karena orang bodoh berpikir pendek,
maka dia bilang risikonya kecil, selanjutnya dia berusaha agar risiko
betul-betul kecil.
Orang pintar berpikir panjang, maka
dia bilang risikonya besar, selanjutnya dia tidak berusaha mengambil risiko
tersebut, dan mengabdi pada orang bodoh.
Di manakah posisi kita saat ini?
Berhentilah meratapi keadaan kita
yang sekarang.
Ini hanya sebuah refleksi dari semua
retorika dan dinamika kehidupan.
Semua pilihan dan keputusan ada di
tangan kita untuk mengubahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar